Suarasindo.com | DESA KASANG - Peran perempuan pada umumnya sebagai ibu rumah tangga, namun tidak sedikit pula perempuan di Indonesia menjadi tulang punggung keluarga atau ikut serta membantu suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Partisipasi aktif perempuan ini terlihat nyata dalam pelaksanaan program RHL tahun 2019-2021 yang difasilitasi oleh BPDASHL Indragiri Rokan bekerjasama dengan UPT KPH Singingi di Hutan Lindung Bukit Betabuh dan Sentajo. Keterlibatan kaum perempuan yang tinggal di desa-desa di sekitar kedua hutan lindung tersebut, sangat aktif dan dominan dalam setiap tahapan pekerjaan RHL.

Menurut petugas konsultan pengawas lapangan RHL, Lukman, kaum perempuan di desa-desa sekitar Hutan Lindung Bukit Betabuh sangat aktif dalam kegiatan RHL yang mereka pantau dan awasi. “Pada saaat fase pemeliharaan tahun ke-2 atau P2 ini, hampir 75% pekerja harian atau HOK adalah perempuan dan mereka tangguh serta telaten di lapangan” ungkap Lukman.

Koordinator Pendamping lapangan dari Yayasan Hutanriau, Rio, menjelaskan bahwa peran aktif perempuan dalam aktifitas pengelolaan lahan dan pertanian di sekitar wilayah hutan sudah menjadi seperti sebuah kultur atau kebiasaan, yang akhirnya menjadi sebuah entitas. “Para perempuan ini aktif hampir dalam semua aktifitas pengelolaan lahan, baik secara sendiri-sendiri ataupun berkelompok yang di sini lebih dikenal dengan istilah batobo” jelas Rio.

Tingginya keterlibatan kaum perempuan dalam kegiatan RHL ini antara lain karena adanya komunikasi yang baik dilakukan oleh pelaksana-pelaksana kegiatan dengan melibatkan Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat serta Tokoh Agama yang berada di sekitar Kawasan Hutan Lindung, serta pendekatan langsung yang dilakukan kepada masyarakat yang umumnya beraktifitas dan menggantungkan mata pencaharian mereka di sekitar hutan lindung.

Masyarakat terutama kaum perempuan tertarik ikut bekerja karena mereka merasa mampu untuk mengerjakan setiap tahapan kegiatan RHL. Pekerjaan pemeliharaan RHL umumnya sama dengan pekerjaan berkebun yang biasa mereka lakukan sehari-hari, selain itu dengan ikut bekerja di kegiatan  RHL, mereka bisa menambah penghasilan keluarga untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.

Asrizal, salah satu Ketua Kelompok Kerja RHL di Desa Kasang menjelaskan bahwa keterlibatan perempuan dalam kelompok sangat membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. “Tanpa adanya tenaga-tenaga perempuan di dalam kelompok kerja, maka pekerjaan akan lambat selesai dan tidak akan tercapai target tepat waktu, karena saat ini tenaga kerja harian yang lebih banyak adalah ibu-ibu” ungkap Asrizal.

Salah seorang perempuan yang tergabung dalam kelompok kerja RHL di Desa Kasang, Jasripa, mengungkapkan rasa bahagianya bisa ikut bekerja dalam program RHL. “Kami sanang Pak, ikuik bakarajo dalam program RHL ko. Ekonomi keluarga cukuik tabantu, talabiah salamo pandemi ko” ucap Jasripa dalam bahasa lokal, yang artinya mereka senang bisa ikut bekerja dalam program RHL karena membantu ekonomi keluarga, terutama di masa pandemic Covid-19.

Ketua Kelompok Kerja RHL Rimbo Lestari di Desa Koto Sentajo, Ismet, pun tak menampik andil para perempuan dalam mendukung keberhasilan RHL di desa mereka. “Ibu-ibu sangat bersemangat dan bisa menyemangati kaum bapak-bapak dalam pelaksanaan pekerjaan RHL. Sentuhan keibuan mampu membawa aura positif bagi pertumbuhan tanaman” papar Ismet.

Masyarakat desa yang selama ini bekerja dalam program RHL berharap program ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar hutan lindung dan masyarakat secara umum. Mereka juga berharap setelah program ini berakhir mereka dapat terus dilibatkan dan diberikan akses dalam pengelolaan hutan dalam naungan kelompok. Dengan akses resmi dari pemerintah, masyarakat sekitar bisa mendapatkan manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari tanaman RHL yang telah dilaksanakan.

Kedepannya dengan adanya kegiatan RHL ini, secara luas diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik dan berkesinambungan dalam pengelolaan hutan bagi masyarakat. Dan pada akhirnya dengan adanya manfaat secara langsung yang dirasakan, masyarakat disekitar hutan akan tumbuh kesadaran untuk menjaga dan mengembalikan hutan sesuai dengan fungsi lindungnya di masa-masa yang akan datang. (SHI GROUP)

Editor : Rati