suarasindo.com- ROKAN HULU - Pemerintah Desa Rambah Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu, (Rohul), Provinsi Riau melaksanakan vaksinasi kepada masyarakat nya, dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir saat ini.
Pelaksanaan vaksinasi sinovac tersebut bertempat di Kantor Desa Rambah Jaya,
untuk tahap pertama, sebanyak 200 orang termasuk lansia. Turut hadir Sekretaris Camat (Sekcam) Bangun Purba Arisman S.Sos, Kapolsek Rambah Iptu Jasmin, Pj. Kades Rambah Jaya Jimena, Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat juga mantan kades setempat Mas Handoyo, BPD dan Perangkat Pemdes setempat.
Dalam kesempatan itu, Sekcam Bangun Purba Arisman mengatakan, pelaksanaan vaksinasi di Desa Rambah Jaya untuk tahap pertama, diikuti sebanyak 200 orang masyarakat termasuk lansia dan terlaksana sukses.
Lanjutnya, guna vaksinasi dari vaksin sinovac ini, untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam rangka mencegah Pandemi Covid-19 yang masih melanda saat ini. Namun meski sudah divaksin, ia menghimbau masyarakat untuk tetap protokol Kesehatan, mamakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, menghindari kerumunan serta menjaga jarak.
"Pelaksanaan vaksinasi tahap pertama ini terlaksana dengan baik dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan," kata Arisman.
Sekcam Bangun Purba pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama terus berdo'a.agar virus Corona tidak ada lagi di wilayah Indonesia khususnya di Wilayah Kabupaten Rokan Hulu. Sehingga bisa lagi masyarakat melaksanakan aktivitasnya seperti biasa dan ekonomi masyarakat kembali seperti semula.
"Mari bersama-sama mendoakan Covid 19 ini hilang. Sehingga kita bisa melakukan aktivitas sepertinya." pungkasnya.
Untuk diketahui vaksin sinovac adalah, vaksin Corona buatan Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), metode ini sudah terbukti manjur dan telah digunakan dalam pengembangan vaksin lain, seperti flu dan polio.
"Hanya saja vaksin yang dibuat dengan cara ini membutuhkan fasilitas laboratorium khusus untuk mengembangkan virus atau bakteri dengan aman, waktu produksinya relatif lama, dan kemungkinan butuh dua atau tiga dosis suntikan," tulis WHO. (Fah/SHI Group).