suarasindo.com, SAWAHLUNTO - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit Pembangkitan Ombilin mulai menerapkan Akselerasi Transisi Energi, Co-firing Biomass dengan menggunakan sawdust atau serbuk kayu.

Hal itu diungkapkan Manager PLN Indonesia Power Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin, Shodiqin di ruang meeting kantornya, Jum'at (12/5) dalam ekspose "Go-Live Implementasi Co-firing Biomass Sawdust".

Rencananya, penerapan Co-firing biomass sawdust itu akan dimulai pada tanggal 17 mendatang. Namun, mengingat minimnya stok batubara, maka penerapan tersebut dipercepat.

"Kebetulan pada hari Selasa kemarin pengiriman Sawdust sudah sampai, jadi kita percepat  menjadi hari ini. Mudah-mudahan dengan mulainya ini kita dapat meningkatkan dan mengefisiensi unit kita ini," terangnya.

Untuk itu, lanjut Shodiqin, kita juga mengharapkan contineuitas pengiriman Sawdast dapat dipastikan, sehingga program ini dapat terus berjalan dengan baik.

Menanggapi hal tersebut, Manager Sub Bidang Pengembangan Bisnis, Teknologi, Perencanaan dan Pemasaran Biomassa PT. PLN Energi Primer Indonesia, M. Indra Suriadinata menyatakan siap untuk memenuhi pasokan.

"Kami dari PT. EPI bersama mitra kami PT. ADC akan selalu memenuhi daripada target yang dibutuhkan oleh PLTU Ombilin," katanya.

Mudah-mudahan juga, lanjut Indra, kendala batubara di PLTU Ombilin dapat segera diselesaikan sehingga kami dapat melakukan pengiriman setiap hari, karena kami juga punya target terkait volume pengiriman ke seluruh PLTU.

"Memang orang-orang kami di EPI yang menangani biomassa masih sedikit. Jadi tantangan yang kami hadapi adalah peningkatan dan penguatan kebutuhan biomassa di PLTU seluruh Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Specialist Perencanaan Strategis Pembangkitan PLN Pusat, Ahmad Fauzi Dwi Hartono mentampaikan bahwa Co-firing tahun 2023 ini merupakan persiapan untuk tahun 2025 mendatang, yang mana pada tahun 2025 tantangan PLN cukup berat.

"Co-firing ini sangat bisa diandalkan, karena dari segi biaya cukup murah. Jadi co-firing ini merupakan salahsatu jawaban dari PLN pada tantangan tersebut," terangnya.

PLTU Ombilun ini, imbuh Ahmad Fauzi, merupakan target implememtasi di tahun 2023, dimana tahun ini sudah ada 36 PLTU yang mengimplementasikan.

"Pada tahun 2023 ini diharapkan bertambah menjadi 43,  ditambah 6. Sisanya tahun 2024. Tahun sekarang, masih ada 10 PLTU yng belum mengimplementasikan," ungkapnya.

Lebih jauh Fauzi mengatakan bahwa bahan bakar Sawdust ini biayanya cukup murah dan gampang didapatkan. Dengan bertambahnya prosentase Co-firing ini bukan hanya sawdust yang kita mainkan, tetapi juga biomassa lainnya.

"Kita juga akan mengupayakan mencari sumber sumber biomassa lainnya yang bisa untuk co-firing ini," sebutnya.

Dalam kesempatan kunjungannya ke PLTU Ombilin ini, Fauzi juga melihat langsung lokasi pengolahan Sawdust, serta room control PLTU Ombilin.*jh/bnb.